Judul: Koala Kumal
Penulis: Raditya Dika
Editor: Windy Ariestanty
Penerbit: Gagasmedia
Halaman: 250 Halaman
Tahun Terbit: 2015
ISBN: 978-979-780-769-6
Rating: 3/5
Sinopsis:
Selain main perang-perangan, gue, Dodo, dan Bahri juga suka berjemur di atas mobil tua warna merah yang sering diparkir di pinggir sungai samping kompleks. Formasinya selalu sama: Bahri dan gue tiduran di atap mobil, sedangkan Dodo seperti biasa, agak terbuang, di atas bagasi.
Kadang kami tiduran selama setengah jam. Kadang, kalau cuaca lagi sangat terik, bisa sampai dua jam. Kalau cuacanya lagi sejuk dan tidak terlalu terik, kami biasanya sama-sama menatap ke arah matahari, memandangi langit sambil tiduran. Kalau sudah begini, Bahri menaruh kedua tangannya di belakang kepala, sambil tiduran dia berkata, ‘Rasanya kayak di Miami, ya?’
‘Iya,’ jawab gue.
‘Iya,’ jawab Dodo.
Kami bertiga gak ada yang pernah ke Miami.
Di sini aku mencoba untuk membahas setiap bab, karena setiap kisah dalam setiap bab merupakan cerita yang tidak runtut.
‘Kalau kamu diajakin temen-temen kamu untuk main petasan, jangan mau, ya. Mama gak mau kamu kenapa-kenapa. Daripada main petasan-petasan gitu, mending kamu main layangan aja sama Papa lagi,’ kata Nyokap, lalu ia beranjak ke dapur.
Bab kedua ‘Ingatlah Ini Sebelum Bikin Film’
Bab ini berlangsung pada pertengahan tahun 2012, saat kak Radit sedang sibuk menulis skenario film Cinta Brontosaurus. Kejadian lucu berikut ini terjadi saat makan malam sang pacar dan Kak Radit beserta keluarganya.
‘Kau tahu gak kenapa kalian harus menikah?’ tanya Bokap.
‘Kenapa, Pa?’ tanya gue.
‘BIAR TITIT KAU GAK CUMAN DIPAKE BUAT PIPIS!’
Nyokap ketawa. Si Pacar tersedak. Gue pengin mati.
‘Papa terus terang kecewa, Dika.’
Gue bertanya, ‘Kecewa kenapa, Pa?’
Bokap memukul meja sambil mengangkat alisnya. Lalu dia berseru,’ KENAPA PELEM KAU GAK ADA ADEGAN CIUMANNYA?!’
Sekali lagi, benar-benar keluarga yang ajaib.
Bab ketiga ‘Balada Lelaki Tomboi’
Bab ini terjadi pada saat sedang ada pertandingan Piala Dunia 2010, saat Radit dekat dan (akhirnya) jadian dengan seorang perempuan tomboi. Ingin menyeimbangi Deska ini, Raditya mulai berolahraga yang selama ini jarang dilakukannya. Hingga akhirnya mereka putus.
Selalu, yang baru akan terlihat lebih baik daripada yang lama.
Pikiran tersebut membebaskan gue.
Bab keempat ‘Panduan Cowok dalam Menghadapi Penolakan’
Bab ini seperti di buku-buku Raditya sebelumnya, merupakan panduan ngaco dari kak Radit. Ga perlu aku jelasin panjang lebar deh sebaiknya, mendingan langsung baca aja bukunya.. ^^
Bab kelima ‘Kucing Story’
Obrolan Radit dengan Avi sang mantan pacar tentang kesepian dan binatang peliharaan meninggalkan bekas yang dalam. Hingga akhirnya Radit memutuskan untuk mencari binatang peliharaan baru, dan mencari kucing ke breeder atau peternakan kucing.
Bab keenam ‘LB’
Pertama kali aku baca judul bab ini, aku ga ngerti apa itu LB. Semakin jauh aku baca, baru ngerti kalo ternyata LB itu ‘Ladyboy’ alias bencong. Ini ceritanya di Thailand ya, sebenernya ga usah heran sih :p
Bab ketujuh ‘Perempuan Tanpa Nama’
Bab ini berkisah tentang beberapa perempuan tanpa nama yang sempat singgah dalam hidup Radit, namun kemudian pergi berlalu tanpa sempat bertukar nama.
Bab kedelapan ‘Menciptakan Miko’
Sama seperti aku yang dilanda kejenuhan akan tidak berbobotnya tayangan pada televisi kita ini, kak Radit pun merasa demikian. Hingga ia membuat sebuah serial komedi tentang pengalaman seorang cowok jomlo cemen dalam menghadapi setiap malam Minggu bernama Miko. Bab ini menceritakan keribetan kak Radit dalam menjadi sutradara dalam serial komedinya itu.
Bab kesembilan ‘Lebih Seram dari Jurit Malam’
Cerita dalam bab ini akan mundur ke belakang, di saat Radit masih duduk di bangku senior SMA. Berhubung aku ini termasuk si cemen kelas kakap dengan hal-hal yang berbau horor, lebih baik baca sendiri aja ya… ^^
Bab kesepuluh ‘Patah Hati Terhebat’
Ada satu kalimat yang sangat menohok.
Trisna berkata, ‘Kita akan selama-lamanya jadi orang yang lain, gara-gara satu patah hati kampret dalam hidup kita. Kecuali ada mantra sihir Harry Potter yang bisa membuat kita lupa sama itu semua.’
Bab kesebelas ‘Aku Ketemu Orang Lain’
Kembali ke tahun 2003 di saat kak Radit baru akan memulai kuliah di kota Adelaide, Australia. Bab ini menceritakan bagaimana ia menjalani long distance relationship dengan sang pacar. LDR berarti kita menjalani hubungan jarak jauh yang seringnya sih suck. Dan voila, mereka putus.
Bab kedua belas ‘Koala Kumal’
Sesuai dengan judul buku ini, Koala Kumal menceritakan tentang penulisan buku ini, yang dianalogikan dengan koala kumal.
Kalau sudah begini, Bahri menaruh kedua tangannya di belakang kepala, sambil tiduran dia berkata, ‘Rasanya kayak di Miami, ya?’
‘Iya,’ jawab gue.
‘Iya,’ jawab Dodo.
Untuk penulisan kalimat langsung, setahuku menggunakan tanda petik dua, sehingga seharusnya dituliskan:
Kalau sudah begini, Bahri menaruh kedua tangannya di belakang kepala, sambil tiduran dia berkata, “Rasanya kayak di Miami, ya?”
“Iya,” jawab gue.
“Iya,” jawab Dodo.
Sebenarnya tidak tepat rasanya mengkritik kepenulisan pada buku komedi, tapi jika keseluruhan buku terdapat kesalahan seperti ini, menurut aku ini cukup mengganggu.
Secara keseluruhan, aku masih tetap enjoy baca Koala Kumal ini. Aku kasih tiga bintang untuk Koala Kumal… ^^
I have been surfing online greater than 3 hours lately, but I never found any interesting article like yours.
It is lovely price enough for me. In my opinion, if all webmasters
and bloggers made excellent content material as you did, the net can be a
lot more helpful than ever before.