Penulis: Stephanie Zen
Penerbit: Gagasmedia
Halaman: 330 Halaman
Tahun Terbit: Cetakan pertama, 2015
ISBN: 978-979-780-828-0
Rating: 4/5
Sinopsis:
Kau datang meminta sisa rasa yang ada
Meraih tanganku, menatapku dengan isyarat cinta tulus;
berjanji bahwa ini akan selamanya.
Tak ada alasanku untuk menolaknya.
Namun, apakah kata-kata masih bisa kujadikan pegangan?
Dea tak pernah menyangka sebuah pekerjaan paruh waktu dapat menjungkirbalikkan hidupnya. Membuatnya tak mampu lagi menerka apa warna masa depan–bahkan ketika seseorang meyakinkan ia masih bisa memiliki segala warna yang disukainya.
Aurelie selalu mampu menemukan keping puzzle yang hilang dalam pekerjaannya. Sayangnya, ia takut untuk tahu apa keping yang hilang dalam hidupnya. Suatu hari, seorang pria dengan senyum meneduhkan membawakannya cinta. Namun, sebuah alasan membuat Aurelie tak pernah lagi percaya bahwa cinta itu nyata–bahkan ada.
Dea dan Aurelie mencoba pelan-pelan membangun rasa percaya yang pernah porak-poranda. Selalu waspada karena tahu bahwa bangunan itu masih rapuh. Namun, selalu saja ada waktu kita tak waspada sepenuhnya, salah satunya ketika jatuh cinta.
—————————————————————————————————————————–
Finally, it’s time to review this novel with the cute cover ^^
This review contains spoiler. You can skip some paragraphs if you don’t want to read it.. ^^
I Remember You merupakan novel ketujuh belas dari kak Steph sekaligus novel ketiga belas dari kak Steph yang kumiliki. Yeah, tujuh belas. Dan aku? Sampai sekarang bahkan belum berhasil menyelesaikan satu buku pun. *poor me, tapi emang dasarnya males, moody pula*.
I Remember You berkisah tentang Dea dan Aurelie. Pada awalnya aku mengira novel ini akan mengangkat topik mengenai dua kepribadian seperti novel Khokkiri oleh Lia Indra Andriana. Tapi ternyata novel ini jauh dari perkiraanku.
Adalah Dea, seorang dresser paruh waktu. Statusnya yang baru saja lulus dari Bachelor of Business membuatnya memilih untuk menjadi dresser pada Women’s Fashion Show, khusus karya Giuseppe Antolin walaupun Dea bukanlah seseorang yang paham dengan dunia fashion. Berkat pekerjaan paruh waktunya ini, ia bertemu dengan Janes yang sanggup membuatnya jatuh cinta.
Adalah Aurelie, seorang dresser. Bekerja pada dunia fashion mau tidak mau mempertemukannya dengan banyak model. Dan ia pun bertemu dengan Ruben yang berprofesi sebagai model. Namun berbeda dengan Dea, Aurelie sudah terlanjur menarik diri dari lawan jenisnya. Ia tidak lagi percaya akan cinta.
Dea bertemu dengan Janes saat pertama kalinya ia menjadi seorang dresser. Janes adalah sang model yang ia bantu dalam fashion show. Mereka berkenalan dan ternyata memiliki kecocokan dan memutuskan untuk menjadi sahabat. Walaupun banyak yang menentang hubungan persahabatan mereka, namun Dea tak menggubrisnya.
Aurelie bertemu dengan Ruben di saat ia sudah kehilangan kepercayaan akan cinta. Ruben, model yang akhirnya kembali menggeluti profesi sebagai model setelah sekian lama vakum, mampu mengubah hidup Dea sedikit demi sedikit. Siapa yang menyangka Ruben juga bekerja sebagai Business Development Manager yang begitu profesional di perusahaan furnitur milik sang ayah?
Dea mulai merasa persahabatannya dengan Janes mulai berubah. Sahabat seharusnya tidak melakukan beberapa hal yang mereka lakukan. Dea menyadari bahwa sedikit demi sedikit ia mulai jatuh cinta pada Janes.
Sebagai seorang model, Aurelie mendapati Ruben tidaklah seperti model kebanyakan. Ruben baik serta bertanggung jawab. Saat Aurelie mencari sofa untuk apartemennya, Ruben memberikannya saran untuk set yang cocok dengan sofa sesuai keinginan Aurelie, bahkan turun tangan langsung memasangnya di apartemen Aurelie.
Dea yang selama ini tidak pernah mendapatkan cinta dari kedua orang tuanya, membuatnya menyamput uluran perhatian dari Janes. Hingga akhirnya sesuatu yang buruk terjadi. Dea terbangun tanpa busana di ruangan asing dengan laki-laki di sampingnya. Laki-laki itu Janes dan ruangan asing itu adalah kamar Janes.
Dea tak menyangka kondisinya yang mabuk disalahgunakan oleh Janes. Ia marah besar tentu saja. Pada Janes dan pada apa yang telah mereka lakukan. Ia menghindar dari Janes. Hingga ia sadar bahwa ia hamil, saat itulah ia mencari Janes dan menemukan Janes telah kembali ke negara asalnya Jerman. Ia frustasi dan memutuskan kembali ke Indonesia.
Saat orang tuanya mengetahui perihal kehamilannya, mereka marah tentu saja. Lalu Dea mengalami kecelakaan dan keguguran. Saat itulah ia mendapati kedua orang tuanya kembali mencintainya.
Aurelie merasakan sesuatu yang berbeda kepada Ruben, namun masa lalunya membuatnya ragu. Dukungan dari kedua orang tua membuat Aurelie kuat. Hingga akhirnya ia menemukan notes di dalam handpone-nya yang dituliskan oleh Ruben.
Dear Aurelie, Give us a chance? 🙂
Saat itulah Aurelie memutuskan untuk bertemu Ruben dan menceritakan seluruh masa lalunya. Ya, dialah Dea. Aurelie Amadea lebih lengkapnya. Masa lalunya di mana ia diperkosa, ditinggalkan saat ia menyadari ada janin di rahimnya, lalu kecelakaan dan keguguran telah membuat hidupnya terpuruk. Hingga ia memutuskan kembali ke Singapura dan meminta semua orang untuk memanggilnya Aurelie, bukan lagi Dea.
Dan Ruben menerimanya, seburuk apapun masa lalu Aurelie. Bahkan Ruben mau meninggalkan dunia model saat ia telah berada di puncak kesuksesan, hanya demi Aurelie. Well, sampai di sini aku mendapati Ruben ini adalah lelaki yang too good to be true >.< He’s damn so hoooooot, definitely. Well, lelaki mana yang bisa seperti Ruben? Mau satu dong kalo emang masih ada >.<
Aurelie dan Ruben memutuskan untuk menikah. Ya tentu saja, dengan lelaki sebaik dan seberkualitas Ruben, siapa yang menolak? Tentu saja bukan aku :p Saat bachelorette party, Aurelie alias Dea bertemu dengan Janes yang menjelaskan apa yang telah terjadi di antara mereka.
Tulisan-tulisan kak Steph emang bagus-bagus kok. Novel ini benar-benar manis dalam penceritaannya. Terdapat dua jenis sudut pandang Dea dan Aurelie yang diceritakan secara bergantian, akan mengecoh kita pada awalnya. Seperti biasa, penceritaan kak Steph begitu mengalir, dengan detail cerita yang membuat kita masuk ke dalam dunia dresser dan fashion. Juga dengan pesan moral yang disisipkan bahwa kita tidak bisa mengubah masa lalu dan harus belajar memaafkan diri kita sendiri. Terakhir tentu saja ending yang manis.
Ya, aku terkecoh pada awalnya. Aku mengira Dea dan Aurelie ini adalah satu orang yang memiliki kepribadian ganda. Namun ternyata aku salah. Dea dan Aurelia memang memiliki pekerjaan yang sama dan bertemu dengan orang-orang yang sama seperti Gilian dan Andrew.
Dea dan Aurelie memang orang yang sama. Namun Dea adalah Aurelie tiga tahun yang lalu. Kecelakaan yang menimpa Dea mampu membuat ayah dan ibunya berubah mencintai Dea dengan begitu besarnya.
Aku mendapati beberapa typo dalam novel ini. Tidak terlalu mengganggu sih, tapi lumayan menyebalkan untukku. Ada beberapa kutipan yang aku sukai dalam novel ini.
Kami memulai babak baru dalam kehidupan kami dan meski aku terkadang menyesal bahwa aku harus melalui semua yang sudah kulalui, now I know that everything happens for a reason. Even though sometimes the reason is I am stupid and I made bad decisions.
“A true relationship is having someone who accepts your past, supports your present, and encourages your future. Mungkin, aku nggak akan pernah mencintai Aurelie yang sekarang, jika ia nggak pernah menjadi Dea. But, I love you, because of what you’ve been through has made you… you.”
He loves me for who I am, and the most important thing is that he loves me for what I’ve been through. My past, my mistakes, my foolishness… I couldn’t ask for more.
Overall, aku suka buku ini. Kak Steph bahkan sudah mau menerbitkan novel terbarunya yang berjudul Stuck in Love. Can’t wait kak… >.<
Aku berikan empat bintang untuk I Remember You… ^^