[vc_row][vc_column][vc_column_text]
Halo-halo, Buk-ibuk Pak-bapak all over the world!
[/vc_column_text][vc_column_text]
Sekarang KEBloggingCollab sudah masuk ke sesi baru, namun anggota kelompokku memutuskan untuk tetap berada dalam grup yang sama *kecup basah para mak-mak kece ini. Tapi konsekuensinya sih grup collab yang tidak berubah ini, grup lainlah yang akan menentukan tema untuk tulisan trigger grup kita. Kali ini tulisan trigger-nya dituliskan oleh mak Nia dari grup Yohana.
[/vc_column_text][vc_column_text]Baca juga: [Beda Usia, Beda Pola Pengasuhan][/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text]
Dan ternyata tema KEBloggingCollab selain poligami, kali ini pun masih sangat menantang. Ya setidaknya buatku sih. Gimana ngga, aku disuruh nulis tentang pola pengasuhan anak di saat menikah (dan kepikiran untuk segera menikah) pun belum. Aku harus nulis apa dong?
[/vc_column_text][vc_column_text]Baca juga: [Tentang Poligami, Siapkah Jika Suami Menikah Lagi?][/vc_column_text][vc_column_text]
Dan sampailah kepada hari-hari pusing menentukan tulisan ini padahal aku kan apa ya, receh begitu. But at least I’m trying, please don’t blame me. Jadi kepada Buk-ibuk Pak-bapak di luaran sana yang tidak setuju dengan tulisan mengenai pola pengasuhan anak ini, bolehlah kita sharing dulu, siapa tahu bisa menjadi referensiku nantinya. Okay, here we go.
[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_single_image source=”external_link” alignment=”center” css_animation=”bounceIn” custom_src=”https://1.bp.blogspot.com/-qQMSYbqBaQI/WvgxRPLn-2I/AAAAAAAAClY/pk34OEPa1N0bkxM_N0E8CyWZ84ep9y3EACLcBGAs/s640/pola-pengasuhan-anak-kini-dan-nanti-2.jpg”][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_empty_space height=”15px”][vc_custom_heading text=”Pola Pengasuhan di Keluargaku Kini” font_container=”tag:h2|text_align:right|color:%230f82bc” google_fonts=”font_family:Bad%20Script%3Aregular|font_style:400%20regular%3A400%3Anormal” css_animation=”left-to-right”][vc_empty_space][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text]
Aku lahir dari kedua orang tua yang menikah muda saat mereka masih kuliah, dulunya bahkan aku sering diajak untuk ikut ke kampus. Menjadi seorang anak dari pasangan mahasiswa membuatku sering ditinggal lama. Ayah KKN lah, giliran Ibu yang pergi KKN lah, Ibu ke sini, atau Ayah yang ke sana. Kemungkinan dari hal-hal inilah yang membuatku terbiasa berjauhan dari keluarga. Aku yang keras kepala ini kerap kali dibiarkan berjauhan dengan si ayah. Aku pernah tinggal bersama Ibu saja beberapa tahun, di rumah nenek dan kakek, bahkan pernah minta pindah tinggal ke rumah Tante yang jauh karena bosan.
[/vc_column_text][vc_column_text]
Dari yang aku lihat, Ayah menerapkan pola asuh yang berbeda jauh pada anak-anaknya. Berbeda dengan si adek yang bersifat lebih ‘perasa’ dan gampang sakit, hampir semua keinginannya dipenuhi. Dia juga tidak bisa dikerasi dan tidak banyak dituntut, lain halnya denganku sang anak pertama yang sedari dulu dituntut dari berbagai arah. Jarak antara aku dan adik pertama memang cukup jauh, sekitar enam tahun. Dan adikku ini lahir di saat Ibu dan Ayah telah settle down, keduanya bekerja dan setidaknya bukan lagi mahasiswa.
[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_empty_space height=”15px”][vc_custom_heading text=”Pola Pengasuhan Anak yang akan Aku Terapkan Nanti?” font_container=”tag:h2|text_align:right|color:%230f82bc” google_fonts=”font_family:Bad%20Script%3Aregular|font_style:400%20regular%3A400%3Anormal” css_animation=”left-to-right”][vc_empty_space][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text]
Kalau ditanya, nanti akan menerapkan pola pengasuhan anak seperti apa? Sejujurnya aku masih sangat awam dengan tema ini. So, jawabannya adalah aku akan membebaskan anak-anakku sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Pertanyaannya, sebebas apakah ‘bebas’ di sini?
[/vc_column_text][vc_column_text]
Karena aku pun sukanya ngabur sana-sini, sepertinya aku tidak akan melarang jika anakku nantinya ingin pergi ke mana pun ia inginkan selama ia bisa menjaga diri. Aku juga akan membebaskan mereka menjadi apa yang mereka mau, selama mereka bisa bertanggung jawab atas pilihan mereka sendiri. Karena pengalaman hiduplah yang akan menempa mereka, menjadikannya tahan banting akan apapun jua. Tentu saja aku pun akan melihat bagaimana karakter anakku nantinya, karena setiap anak tidaklah memiliki karakter sama.
[/vc_column_text][vc_column_text]
Tapi sebelumnya sudah menjadi kewajibanku nantinya untuk mengajarkan mereka banyak hal terlebih dahulu, sebelum ‘melepas’ mereka ke dunia. Karena tanpa dasar-dasar kehidupan tertanam dengan matang mereka akan mudah goyah pada godaan kehidupan yang fana ini.
[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text]
Dan aku akan menumbuhkan minat membaca buku sedari dini pada anak-anakku, membiasakan mereka dengan buku-buku di sekitar, dan membuat mereka tak bisa berjauhan dengan buku. Sounds so good to be true, right?
[/vc_column_text][vc_column_text]
Sepertinya artikel ini menjadi postingan terpendekku selama mengikuti KEBloggingCollab, membuktikan bahwa ilmu parenting-ku ternyata masih sangat cetek. Sebenarnya aku masih tidak yakin dengan tulisanku karena ini masihlah rencana pola pengasuhan anak yang tentu saja bisa berubah sesuai dengan situasi dan kondisi nantinya. Semoga tema selanjutnya semoga bisa membuatku lebih enjoy menuliskannya ya mak, hehe.
[/vc_column_text][vc_column_text]Baca juga: [Realita Kids Zaman Now, Ada Apa?]
Baca juga: [Manfaat Mengikuti KEBloggingCollab][/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]
Trackbacks/Pingbacks